Latest Post

Wan Kumpulkan KTP Dukungan dari Warga Inhil


Riauterkini-TEMBILAHAN-Wan Abu Bakar, balon Gubernur Riau 2013-2018 menyatakan tekadnya maju dari jalur independen, maka beliau mengharapkan dukungan KTP (Kartu Tanda Penduduk) Inhil. 

Pernyataan ini disampaikan anggota DPR-RI ini saat menggelar silaturrahmi dengan ratusan pendukungnya, Rabu (3/1/13) malam di Wisma Tanjung di Jalan Sudirman Tembilahan. 

Pada kesempatan tersebut, Wan didampingi isterinya, Sri Rahayu Setianingrum dan para tim suksesnya. Ratusan pendukungnya tampak memenuhi aula wisma tersebut. 

Ia menegaskan, tanpa dukungan partai, tidak menyurutkan langkahnya untuk maju di Pilgubri 2013 mendatang. Maka, jalur independen ditempuhnya untuk meraih kursi Riau 1. 

“Untuk itu, saya mengharapkan dukungan masyarakat Inhil untuk bersama-sama membangun Riau,” ungkapnya. Terlihat silaturrahmi ini dihadiri juga tokoh masyarakat dari Inhil Utara, seperti dari Kecamatan Mandah, Kecamatan Kateman dan Kecamatan Pulau Burung. 

Dalam kegiatan ini juga dilakukan pemberian kalender bergambarkan Wan Abu Bakar kepada para pendukungnya.***(mar)

Warga Inhil Stop Operasional 5 Alat Berat PT BPLP




Riauterkini-TEMBILAHAN-Petani pemilik lahan di Desa Pebenaan, Kecamatan Reteh terpaksa menghentikan operasi lima alat berat milik PT BPLP (Bumi Palma Lestari Persada) yang kembali akan melakukan penumbangan pohon sawit. 

Menurut keterangan petani langkah ini mereka lakukan untuk mencegah makin meluasnya kerusakan kebun kelapa, akibat serangan hama yang berasal dari pembusukan pohon sawit bekas tebangan tersebut. 

“Kami terpaksa menyetop kerja lima alat berat yang akan menyeberang ke desa kami, kami minta jaminan pihak perusahaan. Kalau akibat bekas tumpukan penumbangan sawit mereka yang akan merusak pohon kelapa kami, maka mereka harus siap menanggung ganti rugi,” ungkap Sanuk, petani pemilik lahan yang berbatasan dengan lokasi penumbangan sawit milik PT BPLP kepada riauterkinicom, Kamis (3/1/13). 

Petani menegaskan, terus bertahan menghentikan operasional alat berat yang akan melakukan penumbangan pohon sawit, sampai adanya jaminan dari perusahaan ini, untuk bertanggungjawab atas kerusakan pohon kelapa mereka akibat serangan hama kumbang yang berasal dari bekas pelapukan pohon sawit mereka. 

“Kami akan terus memperjuangkan hak atas kerusakan pohon kelapa kami selama ini, perusahaan harus bertanggungjawab atas kerusakan ini,” tegasnya. 

Ditambahkan, selama ini masyarakat sudah cukup bersabar dan menempuh cara-cara kekeluargaan bagi penyelesaian masalah ini. Jangan sampai untuk meremajakan kebun mereka, perusahaan ini justru mengorbankan petani setempat yang hanya menggantungkan hidup dari hasil kelapa.***(mar)

Inhil Tunggu Petunjuk Pusat Soal e-KTP Berbayar


Riauterkini-TEMBILAHAN-Tenggat perekaman e-KTP telah berakhir pada 31 Desember 2012 lalu. Saat ini Disdukcapil Inhil masih menunggu petunjuk dari Kemendagri, terkait kemungkinan perekaman selanjutnya dikenakan biaya. 

“Memang perekaman e-KTP telah berakhirnya pada 31 Desember lalu, saat ini mengenai selanjutnya dikenakan biaya atau tidak, kami masih menunggu petunjuk dari pusat (Kemendagri, red),” Kepala Bidang Pengelolaan Informasi Administrasi Kependudukan dan Pencatatan Sipil Disdukcapil Inhil, Ismed Ahyani, Rabu (2/1/13).

Pihaknya juga telah mengajukan permohonan kepada Bupati Inhil, agar biaya perekaman setelah tenggat 31 Desember 2012 lalu ditanggung oleh Pemkab Inhil. 

“Kita tetap mengupayakan agar perekaman e-KTP selanjutnya tidak dipungut biaya, karena sampai saat ini blanko dan jaringan internet untuk perekaman masih dibiayai pusat,” imbuhnya. 

Sedangkan mengenai operator yang selama ini bertugas melakukan perekaman yang telah habis masa kontraknya. Maka, pihaknya meminta pihak kecamatan di Inhil mengerahkan stafnya yang mengetahui cara pengoperasiannya. 

“Kami akui perekaman e-KTP di Inhil masih sangat rendah, sehingga kalau proses perekaman dihentikan tentunya berpengaruh bagi warga yang belum memiliki e-KTP,” sebutnya.***(mar)

80 Persen Desa di Inhil Sudah Miliki Bidan


Riauterkini-TEMBILAHAN - Dari 236 Desa dan Kelurahan di Indragiri Hilir. Saat ini hanya sekitar dua puluh persennya yang belum memiliki tenaga bidan desa. 

Peningkatan pesat itu tercipta sejak adanya Akademi Kebidanan Husada Gemilang yang didirikan oleh Pemkab Inhil. 

"Kini, paling hanya sekitar dua puluh persen desa kita yang belum memiliki tenaga bidan. Ke depan kita terus memacu supaya seluruh desa telah memiliki tenaga medis tersebut," ungkap Bupati Inhil, H Indra Muchlis Adnan. 

Kondisi itu berbanding terbalik pada sembilan tahun silam, dimana hanya ada beberapa desa yang memiliki tenaga bidan. Akibatnya, pertolongan terhadap kalangan ibu yang melahirkan juga sulit. Tidak jarang, warga terpaksa harus membawa keluarganya yang butuh pertolongan ke kota atau ke daerah lain. 

Meski pada awalnya banyak yang meragukan pendirian Akbid Husada Gemilang. Indra Muchlis Adnan menegaskan pihaknya terus maju dan tidak ingin mundur. Tujuannya supaya kesulitan mendapatkan pelayanan medis di pedesaan dapat teratasi. 

Sebelumnya, apabila ada warga yang ingin melanjutkan pendidikan bidan, terpaksa harus bertolak ke luar daerah. Kini, warga cukup mendaftar dan mengikuti seleksi. Apabila dinyatakan lulus dapat langsung menempuh pendidikannya pada Akbid Husada Gemilang. 

Guna meningkatkan kualitas lulusan, tenaga pendidik juga terus ditingkatkan kualitasnya. Semua mahasiswi yang menuntut ilmu dipastikan pula memperoleh pengajaran dan praktek yang sesuai dengan tuntutan dunia medis. Karena itu, lulusan Akbid Husada Gemilang dinyatakan siap pakai dan siap pula mengabdi.

Setiap mahasiswi yang menimba ilmu pada semester-semester awal diwajibkan masuk asrama. Metode pengajaran yang menggabungkan dengan pola keimanan saat berada di asrama diharapkan memberi tambahan pengetahuan dan bekal kepada setiap lulusan supaya teguh dalam pengabdiannya kelak.

Dalam pembelajaran segenap mahasiswi juga diajarkan melaksanakan pola hidup sederhana. Biasanya ketika berangkat kuliah dari asrama seluruhnya diwajibkan berjalan kaki menuju kampus utama di Jalan Pendidikan Tembilahan. Tindakan itu masih terus berlangsung sampai saat ini. 

"Kita berharap pelayanan kesehatan kepada warga terus membaik dari waktu ke waktu" harap Indra Muchlis Adnan. 

Berkaitan dengan peningkatan kualitas lulusan. Akbid Husada Gemilang terus pula menambah aneka ragam peralatan yang dibutuhkan oleh mahasiswinya. Sedangkan gedung refresentatif sebagai tempat perkuliahan saat ini telah dimiliki oleh lembaga pendidikan itu. (rls/mar) 

Ratusan Hektar Kelapa di Inhil Dihancurkan Kumbang


TEMBILAHAN-Ratusan hektar pohon kelapa petani di empat desa dari dua kecamatan rusak parah, diduga akibat serangan hama kumbang dari aktifitas penumbangan pohon kelapa sawit milit PT BPLP (Bumi Palma Lestari Persada). 

Berdasarkan penuturan para petani yang berhasil ditemui riauterkinicom di lapangan, kerusakan ini telah berlangsung sejak lebih satu tahun lalu. Hampir di tiap desa tersebut pohon-pohon kelapa petani tidak menghasilkan lagi, karena kerusakan parah akibat serangan hama kumbang ini. 

“Habis Pak, pohon kelapa kami diserang hama kumbang yang berasal dari bekas penebangan pohon sawit milik perusahaan (PT BPLP, red) yang membusuk,” ungkap Hasanuddin, petani Desa Pebenaan, Kecamatan Reteh kepada riauterkinicom, Rabu (2/1/13). 

Lanjutnya, bukan hanya pohon kelapa yang sudah berumur tua yang mati diserang hama kumbang, namun pohon kelapa yang baru tumbuh pun habis diserangnya. 

“Kami sudah pernah menyampaikan kerusakan kebun kelapa kami ini kepada pihak perusahaan, tapi mereka mengganggap ini hanya musibah. Padahal, jelas-jelas kumbang-kumbang tersebut berasal dari bekas penumbangan pohon kelapa sawit mereka. Sebelumnya, kebun kami tidak pernah mengalami seperti ini,” sebutnya. 

Atas kerusakan pohon kelapa mereka ini, para petani menuntut kompensasi ganti kerugian, karena saat ini mereka tidak bisa mendapatkan hasil dari pohon kelapa ini.

“Kami menuntut ganti rugi atas kerusakan kebun kami ini, karena jelas-jelas ini akibat penumbangan pohon sawit perusahaan yang menghasilkan kumbang,” tegas Ambok (47), petani pemilik lahan di Desa Sanglar, Kecamatan Reteh. Pengakuannya, lahannya dan beberapa rekannya saja yang telah mengalami kerusakan sekitar 20 hektar. 

Pengamatan riauterkinicom, memang tampak pohon kelapa petani mengalami kerusakan parah di bagian atas, bahkan bagian batang pohon pun berlubang-lubang. Kalau sudah seperti ini, maka pohon kelapa terebut lama-kelamaan akan mati. 

Tampak kondisi yang sangat kontras di lapangan, dimana pohon kelapa petani ‘merana’ menunggu mati, sementara di sebelah pohon-pohon sawit berumur sekitar satu tahun milik PT BPLP menghijau subur. Ironis, sawit perusahaan hidup dan subur dengan mengorbankan lahan penyambung hidup petani. 

Berdasarkan data yang dihimpun sementara riauterkinicom, beberapa titik kebun petani yang rusak terdapat di Desa Pusaran, Desa Pengalehan, Desa Sungai Rukam di Kecamatan Enok dan Desa Sanglar, Desa Pebenaaan di Kecamatan Reteh. 

Di Parit Sei Semambu, Desa Sungai Rukam jumlah kebun petani yang rusak saja mencapai 1 kilometer. Kerusakan ini terus menyebar ke wilayah-wilayah perkebunan petani yang berbatasan langsung dengan kebun miliki perusahaan ini.

Sementara itu pihak PT BPLP, melalui Humasnya Irfan sama sekali tak merespon upaya riauterkinicom mendapat konfirmasi. Setiap dihubungi telephon genggamnya, tak menjawab. Demikian juga di-SMS tak dibalas.***(mar) 

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. www.kabargas.com - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger