Home » » Ratusan Hektar Kelapa di Inhil Dihancurkan Kumbang

Ratusan Hektar Kelapa di Inhil Dihancurkan Kumbang


TEMBILAHAN-Ratusan hektar pohon kelapa petani di empat desa dari dua kecamatan rusak parah, diduga akibat serangan hama kumbang dari aktifitas penumbangan pohon kelapa sawit milit PT BPLP (Bumi Palma Lestari Persada). 

Berdasarkan penuturan para petani yang berhasil ditemui riauterkinicom di lapangan, kerusakan ini telah berlangsung sejak lebih satu tahun lalu. Hampir di tiap desa tersebut pohon-pohon kelapa petani tidak menghasilkan lagi, karena kerusakan parah akibat serangan hama kumbang ini. 

“Habis Pak, pohon kelapa kami diserang hama kumbang yang berasal dari bekas penebangan pohon sawit milik perusahaan (PT BPLP, red) yang membusuk,” ungkap Hasanuddin, petani Desa Pebenaan, Kecamatan Reteh kepada riauterkinicom, Rabu (2/1/13). 

Lanjutnya, bukan hanya pohon kelapa yang sudah berumur tua yang mati diserang hama kumbang, namun pohon kelapa yang baru tumbuh pun habis diserangnya. 

“Kami sudah pernah menyampaikan kerusakan kebun kelapa kami ini kepada pihak perusahaan, tapi mereka mengganggap ini hanya musibah. Padahal, jelas-jelas kumbang-kumbang tersebut berasal dari bekas penumbangan pohon kelapa sawit mereka. Sebelumnya, kebun kami tidak pernah mengalami seperti ini,” sebutnya. 

Atas kerusakan pohon kelapa mereka ini, para petani menuntut kompensasi ganti kerugian, karena saat ini mereka tidak bisa mendapatkan hasil dari pohon kelapa ini.

“Kami menuntut ganti rugi atas kerusakan kebun kami ini, karena jelas-jelas ini akibat penumbangan pohon sawit perusahaan yang menghasilkan kumbang,” tegas Ambok (47), petani pemilik lahan di Desa Sanglar, Kecamatan Reteh. Pengakuannya, lahannya dan beberapa rekannya saja yang telah mengalami kerusakan sekitar 20 hektar. 

Pengamatan riauterkinicom, memang tampak pohon kelapa petani mengalami kerusakan parah di bagian atas, bahkan bagian batang pohon pun berlubang-lubang. Kalau sudah seperti ini, maka pohon kelapa terebut lama-kelamaan akan mati. 

Tampak kondisi yang sangat kontras di lapangan, dimana pohon kelapa petani ‘merana’ menunggu mati, sementara di sebelah pohon-pohon sawit berumur sekitar satu tahun milik PT BPLP menghijau subur. Ironis, sawit perusahaan hidup dan subur dengan mengorbankan lahan penyambung hidup petani. 

Berdasarkan data yang dihimpun sementara riauterkinicom, beberapa titik kebun petani yang rusak terdapat di Desa Pusaran, Desa Pengalehan, Desa Sungai Rukam di Kecamatan Enok dan Desa Sanglar, Desa Pebenaaan di Kecamatan Reteh. 

Di Parit Sei Semambu, Desa Sungai Rukam jumlah kebun petani yang rusak saja mencapai 1 kilometer. Kerusakan ini terus menyebar ke wilayah-wilayah perkebunan petani yang berbatasan langsung dengan kebun miliki perusahaan ini.

Sementara itu pihak PT BPLP, melalui Humasnya Irfan sama sekali tak merespon upaya riauterkinicom mendapat konfirmasi. Setiap dihubungi telephon genggamnya, tak menjawab. Demikian juga di-SMS tak dibalas.***(mar) 
Share this article :

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Copyright © 2011. www.kabargas.com - All Rights Reserved
Template Created by Creating Website Published by Mas Template
Proudly powered by Blogger